Minggu, 26 Mei 2019

Novel The Last Wish Indonesia by Andrzej Sapkowski - The Witcher Part 02 A

II

Gubernur Wyzim bertemu dengan Geralt

Velerad, Gubernur Wyzim, tak menyangka. Dia bukannya penakut ataupun percaya takhayul, tapi ia benar-benar tidak suka bagaimana ia bisa ditinggal sendirian dengan pria tersebut. Pada akhirnya, ia tetap melakukannya.

‘Keluar’ suruhnya pada penjaga. ‘Dan kau, duduklah. Bukan, bukan disana. Menjauhlah sedikit,’

Si Asing duduk. Ia tidak lagi membawa pedang dan mantel hitamnya.

‘Aku Velerad, Gubernur Wyzim,’ ucapnya, bermain-main dengan gada diatas meja. ‘Aku mendengarkanmu. Apa yang ingin kau ucapkan padaku, perampok? sebelum kau kulempar ke bawah tanah. Tiga orang terbunuh dan percobaan mengeluarkan mantra bukanlah hal yang buruk. Tidak terlalu buruk. Mereka disula karena hal seperti itu di Wyzim. Tapi aku hanya manusia, jadi aku akan coba mendengarkanmu, sebelum kau ku eksekusi, Bicaralah.’

Orang Rivia tersebut melepas kancing di jerkinnya, mengeluarkan gulungan kulit kambing putih.

‘Kau memasang ini di kedai,’ ucapnya pelan. ‘Apa yang tertulis disini benar adanya?’
‘Ah.’gumam Velerad, melihat tulisan yang terukir di atas kulit itu. ‘Jadi itu. Tak kusangka. Iya, itu benar. Itu ditandatangani oleh Foltest, Raja Temeria, Pontar, dan Mahakam. Proklamasi memang proklamasi, witcher, tapi hukum tetaplah hukum – dan akulah yang mengurusi hukum di Wyzim. Aku takkan membiarkan orang-orang terbunuh! Kau mengerti?’

Orang Rivia itu mengangguk. Velerad mendengus marah.
‘Kau membawa lencana (medali) Witcher mu?’

Si Asing merogoh kembali jerkinnya dan mengeluarkan medali bundar dengan rantai perak. Disana terukir kepala Serigala, mengaumkan taringnya. ‘Dan kau punya nama? Nama membuat percakapan lebih mudah, witcher.’

‘Namaku Geralt.’
‘Geralt yaa. Dari Rivia ? Aku tau aksenmu.’
‘Dari Rivia.’

‘Baik. Kau tau Geralt? Ini ---’   Velerad menampar surat proklamasi itu. ‘Biarkan ia. Ini hal yang serius Geralt. Banyak yang sudah mencoba dan tetap gagal. Ini, temanku, tidaklah sama dengan membereskan sekelompok berandalan.’

‘Aku tau. Dan ini tugasku, Velerad. Kontrak itu menawarkan tiga ribu oren sebagai hadiah.’

‘Tiga ribu.’ cemberut Velerad. ‘Dan seorang putri raja sebagai istri, atau seperti yang kau dengar, meski Foltest yang ramah tamah masih belum mengumumkan hal itu.’

‘Aku tak tertarik pada putri raja,’ ucap Geralt dengan santainya. Dia duduk kaku, kedua tangannya di atas lutut. ‘Aku hanya tertarik pada uangnya.’

‘Masa yang aneh,’ keluh Velerad. ‘Benar-benar masa yang aneh! Dua puluh tahun yang lalu siapa yang tau, bahkan bagi seorang pemabuk, profesi sebagai Witcher itu ada? Pembunuh Basilisk nomaden, pembunuh naga dan vodnik yang selalu mengembara kesana-sini! Beritahu aku, Geralt, apa kau diijinkan meminum bir di tempatmu bekerja?’

‘Tentu saja.’
 Velerad bertepuk tangan.
‘Bir!’ panggilnya. ‘Dan duduklah lebih dekat, Geralt. Apa peduliku?’
Bir tersebut, ketika tiba telah dingin berbusa.

‘Masa yang benar-benar bodoh,’ Velerad menggerutu, meminum bir dari gelasnya hingga habis. ‘Banyak hal aneh muncul. Mahakam, di pengunungan, sesak dipenuhi Roh  jahat.  Dulu, hanya serigala saja yang menggonggong di hutan, sekarang, Kobold dan Spriggan ada dimanapun kau meludah, hingga werewolve, bahkan makhluk hina lainnya. Peri dan para Rusalka menculik ratusan anak-anak dari desa. Kita punya penyakit yang belum pernah didengar sebelumnya, itu semua benar-benar membuatku merinding. Dan sekarang, puncaknya, Ini!’ Ia mendorong gulungan kulit tersebut kembali ke meja. ‘Tak mengejutkan, Geralt, bahwa pekerjaan kalian para Witcher benar-benar dibutuhkan.’

'Proklamasi Raja, Gubernur', Geralt mengangkat kepalanya. 'Kau tahu detilnya?'
BERSAMBUNG


EmoticonEmoticon